Pelarian Jack
Selasa, 08 Desember 2009
Saya baru mengetahui ada situs yg menarik ini, jadi saya ingin berbagi cerita. Perkenalkan diri, nama panggilan andi, umur 33 tahun wni keturunan. Saya ingin menceritakan kisah nyata yg dialami teman kuliah saya dulu.
Dulu saya kuliah di US tepatnya di MIT angkatan 1992. Sewaktu kuliah saya mempunyai seorang sahabat karib bernama Jack (fake), warga negara asli US. Saking akrabnya, kita pernah tukar pasangan, juga pernah SALOME (satu lobang rame-rame). Dia seorang pengedar dan pemakai (tapi tidak sampai kecanduan) cocaine.
Pada tahun 1996, saya lulus dan kembali ke Indonesia, dan memulai investasi saham (jual beli) sampai dengan sekarang, karena saya tidak biasa kerja dengan orang, saya pikir satu-satunya cari penghasilan yang halal adalah dengan cara ini. Saya mengalami keuntungan besar pada tahun 1997 akhir, karena kurs dollar di Indonesia mencapai Rp. 13.000,- padahal tahun 1996 masih Rp. 2.500,- sehingga saya bisa membeli rumah di Singapore (untuk persiapan kabur kalo Indonesia kacau). Pada tahun 2002, saya terkejut menerima email dari Jack, padahal sudah 5 tahun antara kami sudah tidak ada komunikasi. Dan dalam email tsb, jack menceritakan sesuatu yg membuat saya lebih terkejut.
Ceritanya:
Setelah saya dan Jack lulus, Jack masih meneruskan usaha pengedaran cocaine tsb, tetapi bukan lagi di kalangan/daerah kampus, tapi dia pindah ke kota Tampa (Florida). Setelah sekian tahun dia menguasai perdagangan di kota tersebut.
Tanpa disadari usahanya tersebut mulai tercium oleh NSA (National Security Agency). Pada tahun 2001 dia berkenalan dengan seorang cewek di sebuah pub “peanut” bernama Deedee (fake), dan hubungan merekapun semakin akrab. Jack sangat mencintai Deedee, tetapi Deedee beberapa kali menolak cintanya, dia hanya mau berteman biasa.
Pada hari Jumat Jack bertemu Deedee di pub, dan mereka pun ngobrol seperti biasanya, sewaktu Deedee pergi ke toilet, Jack memberikan obat “aphrodisiac” di dalam minumannya. Deedee tanpa curiga meminumnya, selang 1 jam, Jack mengajak didi untuk ke apartmentnya. Setiba di kamar apartmentnya, Jack langsung memeluk dan menciuminya, Deedee pun berontak, sehingga Jack langsung membanting tubuh Deedee ke ranjang dan menindihnya, Deedee yang berontak, dan juga terpengaruh reaksi obat tidak bisa berbuat banyak, dia hanya tergeletak tak berdaya di kasur. Jack dengan gemas mencium bibirnya.
Jack langsung menyobek pakaian Deedee, sobekannya dibuat untuk mengikat kedua tangan Deedee di sisi ranjang.
Dengan cepat Jack berjongkok di antara kedua kaki Deedee yang dengan paksa terkangkang akibat tekanan lutut Jack. Dengan sebelah tangannya menuntun penisnya, Jack lalu menempelkan ujung penisnya ke bibir vagina Deedee, "Fuck it, bitch!", "Aaahhh..., Nooo..., Nooo..., Jack...", Deedee dengan suara mengiba-iba masih berusaha mencoba menghalangi niat Jack. Deedee mencoba menggeser pinggulnya ke samping, berusaha menghindari penis Jack agar tidak dapat menerobos masuk ke dalam liang kewanitaannya. Jack lalu memajukan pinggulnya dengan cepat dan menekan ke bawah, sehingga penis yang telah menempel pada bibir kemaluan Deedee dengan cepat menerobos masuk ke dalam liang vagina Deedee dengan tanpa dapat dihalangi lagi. Testis Jack mengayun-ayun menampar bagian bawah vagina Deedee, sementara Deedee megap-megap karena dorongan keras Jack.
Jack bergerak naik turun dengan sangat bernafsu menindih tubuhnya Deedee yang langsing.
Tiba-tiba Jack merasakan pinggul Deedee ikut naik turun mengimbangi permainannya.
Jack tahu bahwa Deedee sudah mulai terangsang.
“U like it, bitch?”, “U wanna to fuck me now, bitch?” kata Jack sambil tersenyum.
“Fuck U!” balas Deedee.
Jack sekarang ingin membuat Deedee orgasme terlebih dahulu. Deedee semakin terangsang dan tak terkendali lagi setiap kali bagian tubuhnya bergerak mengikuti tekanan dan sodokan Jack.
Sekarang Deedee secara refleks mulai menyedot dan menghisap puting susu Jack, sehingga badan Jack mulai bergetar juga saking merasa nikmatnya. Penis Jack terasa semakin keras, sehingga Jack semakin ganas saja menggerakkan pantatnya menekan pinggul Deedee dalam-dalam. Deedee merasakan vaginanya berkontraksi, sambil berusaha menahan rasa geli dan nikmat yang tidak terlukiskan menggelitik seluruh dinding liang kemaluannya dan menjalar ke seluruh tubuhnya.
Perasaan itu makin lama makin kuat menguasainya sehingga seakan-akan menutupi kesadarannya dan membawanya melayang-layang dalam kenikmatan yang tidak pernah dialaminya selama ini dan tidak dapat dilukiskan ataupun diuraikan dengan kata-kata. Kenikmatan yang dialami Deedee tercermin pada gerakan tubuhnya yang meronta-ronta liar tanpa terkendali bagaikan ikan yang menggelepar-gelepar terdampar di pasir. Desahan panjang penuh kenikmatan keluar dari mulutnya yang mungil, "Ooohhhh...., Shiiiit..., Ooohhhh….., Shiiit..!". Kedua pahanya melingkari pantat Jack dan dengan kuat menjepit serta menekan ke bawah, disertai tubuhnya yang mengejang dan kedua tangannya mencengkeram tali (sobekan pakaiannya) pengikat tangannya dengan kuat, benar-benar suatu orgasme yang dahsyat telah melanda Deedee.
Jack merasakan penisnya terjepit dengan kuat oleh dinding kemaluan Deedee yang berdenyut-denyut disertai isapan kuat seakan-akan hendak menelan batang penisnya. Terasa benar jepitan dinding vagina Deedee dan di ujung sana terasa ada "tembok" yang mengelus kepala penisnya.
Setelah beristirahat sejenak dan melihat Deedee sudah agak tenang, Jack mulai memompa lagi. Pompaan Jack kali ini segera dibalas oleh Deedee, pinggulnya bergerak-gerak "aneh" tapi efeknya luar biasa. Penis Jack serasa dilumat dari pangkal sampai kepalanya. Lalu masih ditambah dengan variasi, ketika pinggul Deedee berhenti dari gerakan aneh itu, tiba-tiba Jack merasakan penisnya terjepit dengan kuat dan dinding-dinding kemaluan Deedee berdenyut-denyut secara teratur, sekitar 4-5 kali denyut menjepit, baru kemudian bergoyang aneh lagi. Wah, suatu sensasi melanda perasaan Jack, suatu hubungan kelamin yang belum pernah dinikmatinya dengan wanita manapun juga selama ini. Menyesal Jack karena tidak dari dulu-dulu menikmatinya. Gerakan aneh di dalam liang kemaluan Deedee makin bervariasi.
Lumatan dinding kemaluan Deedee pada penis Jack membuatnya geli-geli dan serasa akan 'meledak'. Jack tidak ingin cepat-cepat sampai, karena masih ingin menikmati "elusan" vagina Deedee. Tetapi gerakan-gerakan di dalam liang kewanitaan Deedee semakin menggila dan semakin liar. Hingga akhirnya Jack harus menyerah, tak mampu menahan lebih lama lagi perasaan nikmat yang melandanya, semakin cepat Jack bergerak mengimbangi goyangan pinggul Deedee, semakin terasa pula rangsangan yang akan meletupkan lahar panas yang sedang menuju klimaks, mendaki puncak, saat-saat yang paling nikmat. Dan akhirnya, pada tusukan yang terdalam, Jack menyemprotkan maninya kuat-kuat, sambil mengejang, melayang, bergetar. Pada detik-detik saat Jack melayang tadi, tiba-tiba kaki Deedee yang pada awalnya mengangkang, diangkatnya dan menjepit pinggul Jack kuat-kuat. Amat sangat kuat. Lalu tubuhnya ikut mengejang beberapa detik, mengendor dan terus mengejang lagi, lagi dan lagi..., Deedee pun tidak sanggup menahan dorongan orgasme yang melandanya lagi, punggungnya melengkung ke atas, matanya terbeliak-beliak, serta keseluruhan tubuhnya bergetar dengan hebat tanpa terkendali, seiring dengan meledaknya kenikmatan orgasme di vaginanya.
Jack tersenyum puas melihat tubuh Deedee terguncang-guncang karena orgasme selama 15 detik tanpa henti-hentinya. Kemudian kakinya menggelepar-gelepar ke kiri kanan. Jack pun terus menggerakkan penisnya untuk menggosok klitoris Deedee. Setelah orgasmenya selesai, tubuh Deedee langsung terkulai lemas tak berdaya, terkapar.
Setelah gelombang dahsyat kenikmatan yang melandanya surut, Jack mencium kening Deedee, dan melepaskan ikatan tangan Deedee. Deedee kembali ke alam nyata dan menyadari bahwa dia sedang terkapar di bawah tindihan badan Jack yang baru saja memberikan kepuasan yang tiada tara padanya. Suatu perasaan malu dan menyesal melandanya, bagaimana dia bisa begitu gampang ditaklukkan oleh lelaki tersebut. Tanpa terasa air mata penyesalannya bergulir keluar dan Deedee mulai menangis tersedu-sedu. Dengan tubuhnya yang masih menghimpit badan Jack, Jack mencoba membujuknya dengan memberikan berbagai alasan antara lain karena ia terlalu banyak minum sehingga tidak dapat mengontrol dirinya
Setelah tenang Deedee pergi kekamar mandi. Jack yang merasa puas, telah “menang” mendapatkan wanita impiannya, dia ingin memberi kejutan, dia langsung pergi ke meja, dan dibukanya laci, diambilnya sebuah kotak (isinya kalung terbuat dari emas putih dan beberapa berlian). Setelah itu dia mengambil tas pinggang Deedee, rencananya Jack ingin menaruh diam-diam kalung tersebut di tas Deedee sebagai hadiah kejutan. Tiba-tiba Jack kaget sekali setelah tas Deedee dibuka, didalam tas tsb ada sebuat pistol merk “glock” kaliber 9 mm. Dan diapun semakin curiga, diambilnya dompet Deedee, Jack kembali kaget, ternyata Deedee seorang agen NSA. Tanpa buang waktu, Jack langsung mengambil pistol dan identitas NSA tersebut, kalungnya juga di letakkan kembali di laci.
Setelah Deedee kembali dari kamar mandi, Jack langsung melempar identitas tsb ke muka Deedee, Deedee sangat kaget. Mukanya langsung pucat. Jack menanyakan siapa sebenarnya Deedee, dan mau apa. Tadinya Deedee tidak mau menjawab, malah dia lari mengambil tasnya, rencananya dia ingin mengambil pistol, akan tetapi pistol tersebut sudah berada di tangan Jack. Deedee segera menerjang Jack. Tetapi dengan satu kali tendangan kearah perut, Deedee langsung terlempar ke tembok. Jack pun kembali bertanya, Deedee cuma diam, dan meludahi muka Jack. Dengan marahnya Jack menampar beberapa kali muka Deedee sekerasnya, Deedee masih tidak mau bicara, sehingga Jack marah dan langsung mengangkat tubuh Deedee dan dilemparnya ke tembok, sampai beberapa kali. Pada akhirnya Deedee menyerah, dengan terbata-bata Deedee menceritakan bahwa dirinya diberi tugas untuk memata-matai Jack karena kasus cocaine yg beredar di kota Tampa.
Mendengar itu Jack merasa terpukul sekali, wanita yang sangat dicintainya ternyata seorang mata-mata NSA. Jack gelap mata, dia langsung mengarahkan pistol tersebut ke Deedee. Dengan satu kali tembakan yang mengenai pelipis, Deedee langsung terkapar. Melihat Deedee yg bersimbah darah Jack langsung terkesima, dia tidak menyangka akan berbuat itu. Jack sangat takut sehingga langsung saja dia mengambil barang-barang berharga dan pakaiannya, lalu dia kabur ke South Dakota.
Di South Dakota, Jack mengambil seluruh tabungannya. Jack tahu dia bakal ketahuan berada di kota tersebut, karena mengambil uang di bank, maka pihak berwajib bisa mengetahuinya. Setelah uangnya terambil semua langsung saja Jack meninggalkan kota tersebut, dan pergi ke kota Oakland. Setiba disana dia ingat dengan saya, lalu dia mengirim email ke saya menceritakan kejadian tersebut dan meminta bantuan, dan janjian untuk chat di mIRC pada hari Rabu, karena jika lewat telephone, bisa dilacak.
Setelah saya bertemu Jack di MIRC, saya menyanggupi untuk menolongnya, dengan syarat, Jack harus mengajak Cali (fake), adik perempuannya. Sebab saya memang sangat naksir dengan adiknya tersebut, tidak bisa melupakannya, walau sudah 5 tahun berpisah. Jack menyanggupinya, dan saya pun memberi rute perjalanan yang harus ditempuh Jack supaya aman (tidak bisa tercium oleh yang berwajib). Setelah selesai perbincangan tersebut, Jack langsung pergi menghubungi adiknya dari telepon umum, dan dia langsung menyuruh adiknya pergi ke kota San Diego, saat itu juga, dan bertemu dengannya besok. Besoknya dia bertemu dengan adiknya, langsung saat itu juga mereka pergi ke Mexico, karena sudah lewat batas negara, jadi pihak NSA dan FBI sudah tidak berhak mengejar, tetapi pihak CIA masih bisa.
Sesampainya di Mexico mereka langsung memesan tiket pesawat untuk ke Singapore, lalu mereka istirahat beberapa hari di hotel kecil.
Sesampainya di Singapore, mereka menghubungi saya, dan saya pun menyuruh mereka untuk tinggal dirumah saya di Singapore untuk sementara. Besok harinya saya langsung menjemput mereka, dan saya bawa ke Jakarta. Karena saya di sini mempunyai banyak kenalan orang dari kalangan kepolisian dan imigrasi, maka identitas mereka bisa diganti tanpa perlu mempergunakan passport, jadi mereka sekarang memakai identitas baru (nama, negara asal, dll).
Sayapun akhirnya menikahi adiknya tersebut (wanita impian saya), dan Jack pergi keluar negeri dengan memakai identitas baru). Sampai saat ini pihak CIA pun tidak bisa menangkap, karena mereka memang tidak akan pernah tahu keberadaannya.
Bangsa Amerika jangan SOMBONG, mengatakan kepolisian Indonesia payah dalam hal mengungkap kejahatan-kejahatan, buktinya kasus teman saya itu mereka juga tidak bisa menyelesaikannya. He he he he………
TAMAT
0 komentar:
Posting Komentar