Setelah Ultah Dewi
Jumat, 25 Desember 2009
Halo semua, gue nyumbang cerita lagi nih, kayaknya cerita baru makin jarang di posting
Cerita ini adalah cerita aku sewaktu masih kelas 2 SMU....
Malam itu adalah malam minggu, hari pembagian raport. Jadi selama seminggu kedepan aku dan anak sekolah seindonesia gak bakalan mikirin soal sekolah. Itulah enaknya jadi anak sekolah, punya waktu libur khusus yang gak perlu khawatirin apapun, soalnya semua biaya senang-senang selama liburan ditanggung sama orang tua
Malam itu aku mendapat datang ke pesta ulang tahun Dewi. Ya... hari itu bertepatan dengan ulang tahun Dewi yang ke 17. Sebenarnya aku gak begitu dekat dengan Dewi, ya walaupun dikelas 1 aku pernah sekelas sama dia, tapi aku jarang banget ngobrol sama dia. Kenapa aku bisa diundang malem itu, soalnya aku dekat dengan Donny, teman se-genk Dewi. Donny adalah sahabat baikku, dia sekelas denganku di kelas 1 dan di kelas dua ini. Walaupun aku dekat dengan Donny, tapi aku gak dekat dengan teman se-genk Donny. Genk Donny boleh dibilang genknya anak gaul disekolahku, ada 3 orang cowok dan 3 orang cewek : Dewi, Silvy, Lani, Heru, Arif dan Donny. Mereka adalah mahluk tercantik dan terganteng disekolahku. Info tambahan Dewi pacaran sama Heru, Silvy pacarnya Arif dan Lani pacarnya Donny.
Mungkin seharusnya aku juga masuk ke genk mereka Tapi aku agak males ikut pergaulan mereka yang boleh dibilang terlalu borju dan bebas, aku masih anak baik-baik waktu itu
Pesta ulang tahun Dewi meriah sekali, orang yang diundang memang tidak terlalu banyak, tapi acara yang disusun begitu menarik. Game-game yang dibuat lucu-lucu dan membuat semua yang datang happy. Selesai acara sekitar jam 21.30, satu persatu tamu undangan pulang, tinggallah aku dan genk Donny, oh iya ditambah Rianti teman SMP Dewi. Selesai acara kami meneruskan mengobrol gak berarah, cuma becanda-becanda aja.
Sekitar jam 22.30 Heru mengajak kerumahnya, dia bilang rumahnya lagi kosong, orang tuanya lagi ke luar negeri. Pertamanya aku kira Heru cuma mengajak para cowok, gak taunya Dewi ikutan, tapi tentu aja dia bilang ke orangtuanya mo nginep dirumah Lani. Tapi ternyata semuanya iku kerumah Heru, para cewek bilang mo nginep dirumah lani, cowoknya cuma bilang mo ke rumah heru, dasar para remaja nakal .
Sampai dirumah heru, kami ngobrol diruang keluarga, duduk diatas karpet yang empuk sekali. Suasananya udah beda, Dewi duduk menyender ke Heru, Donny duduk dibelakang Lani sambil meluk dan arif lagi ngelus-ngelus rambut Silvy yang tiduran dipahanya. Gini deh kalo dah diluar pengawasan orang tua . Sedang aku dan Rianti duduk sendiri, walo sebenernya Riandi duduk disebelahku, tapi agak jauh.
Sebenernya pembicaraan gak jauh beda sama waktu di rumah Dewi, sampai suatu saat Dewi menggodaku.
"Yan, tuh pacaran sama Rianti aja gih, dia lagi kosong tuh" goda dewi ke aku. Aku cuma bisa tersenyum. Aku liat muka rianti merah karena malu.
"Bener loh Yan, baru sebulan putus sama pacarnya, janda kembang nih" lanjut Dewi yang disambut tawa yang lain. Aku cuma ikut tertawa. Sebenernya semenjak dikenalkan ke Rianti waktu di pesta tadi aku udah suka sama Rianti. Gila bro cantik abis. Kulit putih bersih, rambut hitam sepunggung dan bodynya itu loh, just perfect ! Tapi mana mungkin langsung pacaran iya gak, kenal aja baru beberapa jam.
"Lagian kenapa gak mao pacaran sih ya ?" kata heru. "Ntar gak bisa gini loh" lanjut heru sambil mencium pipi Dewi. Yang lain tertawa.
"Apalagi gini" lanjut Dewi yang kemudian mencium bibir Heru. Gila, mereka frech kiss didepan aku ! Yang lainnya cuma tertawa, kayaknya mereka udah biasa deh kissing didepan genk mereka.
"Wah gila ya kalian" kataku. "Bikin orang jealous aja" kataku sambil ketawa.
"Iya yan, pacaran enak loh, bisa megang ini" Sekarang Donny yang menggodaku sambil megang dada Lani. aku kaget dan sempat menelan ludahku. "Megang ini juga bisa" kata arif sambil mengelus selangkangan Silvy yang memang udah duduk dipangkuannya. Weww... this getting crazy now
"Kok aku mulu yang digodain, si Rianti tuh lagi senyum-senyum malu" balasku, tapi mereka cuma ketawa.
Abis itu suasana langsung hening. Mereka konsen sama pasangan masing-masing. Dewi yang emang dari tadi udah frech kiss sama heru duduk dipangkuan heru dan meneruskan ciumannya. Donny juga gak mau kalah mencium lani yang duduk disebelahnya dan Arif lagi memeluk Silvy dari belakang dan menciumi lehernya. Tinggal aku dan Rianti yang saling pandang keheranan.
"Ri, kita ke ruang depan aja yu" Ajakku ke rianti yang masih bengong. "OK deh" jawabnya sambil mengikuti langkahku ke arah ruang depan.
Sesampainya diruang depan, aku duduk di sofa kecil, sedang Rianti duduk di sofa panjang.
"Gila ya mereka" kataku ke Rianti. "He..eh, aku kaget mereka berani kayak gitu didepan kita" jawab Rianti.
"Aku sih sih penah denger gosip tentang pergaulan bebas mereka, tapi aku gak percaya kalo gosip itu bener" kataku. "Iya sih, aku juga kaget banget" jawab Rianti.
Kemudian kami terdiam, jujur suara-suara pergumulan mesra yang terdengar sampe ruang depan sangat menggangu konsentrasi dan birahiku
"Ughhh...." tiba-tiba terdengar pekikan, sepertinya suara Dewi.
"Ri, liat yuk mereka lagi ngapain, kok heboh amat sih" ajak ku. "Yu.." jawab Rianti excited.
Sesampainya diruang tengah aku kaget luar biasa. Aku sampai tidak bisa bergerak sambil mulutku ternganga melihat adegan didepan mataku. Aku menyaksikan Dewi yang sudah full bugil sedang duduk diatas tubuh Heru yang juga bugil seperti orang sedang mengendarai kuda. Donny yang juga bugil sedang menindih tubuh bugil Lani, dan Arif walaupun belum bugil memaju mundurkan pinggangnya dibelakang Silvy yang sedang menungging... They Having Sex !!!
Entah beberapa lama aku terpaku menyaksikan mereka. Penisku yang memang sudah tegang dari tadi mencapai ukuran terbesarnya, dan entah beberapa kali aku menelan ludahku.
Tiba-tiba aku mendengar lenguhan kecil dari belakangku. Aku berbalik dan melihat Rianti dengan muka memelas. Tangan kanannya meremas dadanya dan tangan kirinya memegang selangkangannya. Aku tambah terkejut.
"Rian... please..." Kata Rianti dengan muka memelas kearahku. Sebenarnya kata-kata Rianti gak punya arti apa-apa, tapi yang pasti setelah itu aku mendekatkan bibirku ke bibirnya dan kami mulai frech kissing sambil berdiri.
Aku memeluk Rianti dengan erat sambil bibirku menyedot-nyedot bibirnya. Rianti membalas tak kalah hebat. Sepertinya dia sudah berpengalaman. Sambil ciuman aku gak mau rugi. Aku mengelus (ato lebih tepat meremas) semua bagian tubuhnya yang bisa aku jangkau, punggungnya, pingganynya pantatnya dan tentu aja dadanya yang besar menantang itu (walau agak sulit memang dalam posisi berdiri)
"Yan, dikarpet aja yuk" ajak Rianti. Aku mengangguk dan menuntun Rianti ke sisi karpet yang masih tersedia. Aku melihat Dewi yang sekarang diposisi dibawah sedang merem-melek menikmati pompaan Heru, sedang Silvy lagi asik menghisap penis Arif yang sedang menjilati vagina Silvy dan Donny sedang memangku Lani yang seperti kesetanan naik turun karena penis Donny menancap di memeknya.
Aku merebahkan Rianti di atas karpet, dan kemudian memulai mencumbunya lagi. Selagi menciumnya, aku merogoh kebalik kaosnya dan mulai meremas dadanya walau masih dihalangi BH. Tapi aku gak puas, aku mulai merogoh kebalik BHnya. Tapi kemudian Rianti mengankat dadanya, aku mengerti, dia memintaku melepaskan kait branya. Tanpa kesulitan aku melepas kait bra yang ada dibelakang itu. Dengan bra melonggar, aku mulai meremas-remas dadanya dengan lebih bebas, kadang aku memutar-mutar pentil dadanya. Rianti keenakkan, kadang ciuman lepas karena dia terlalu terlena karena aku meremas-remas dadanya.
Aku dorong kaos Rianti keatas. Aku mencoba membuka bajunya. Kemudian Rianti bangkit dan melepas kaos dan branya yang sudah terlepas itu. Kemudian dia rebahan lagi. Aku kembali menindihnya, dan menciumnya kembali. Tapi itu gak lama sebab aku kemudian mencium lehernya dan kemudian turun mencium dadanya. Pentil hitam Rianti sungguh menggoda, aku tak puas-puas menyedotnya, dan rianti cuma melenguh-lenguh kecil sambil menutup matanya.
Ciumanku turun kebawah lagi, aku menciumi perutnya. Rianti membuka matanya memandangku, seperti tidak rela ciumanku berpindah dari dadanya. Tapi setelah aku berusaha membuka ikat kancing celana jinsnya, dia mengerti. Saat aku berhasil membuka kancing dan resletingnya, dia mengangkat pantatnya sedikit. Aku tidak menyia-nyiakan kesempatan ini, sekalian aku buka celana dalamnya sehingga tubuhnya polos sekarang. Hmm... aku orang terakhir yang masih berpakaian di ruangan itu
Aku membuka pahanya lebar-lebar. Terlihat rimbunan rambut diatas gundukan memeknya. Warnanya hitam sangat kontras dengan warna kulitnya. Aku menyibak rambut yang sudah basah tersebut dan membuka bibir luar memeknya. Terlihat sangat basah, Rianti sudah terangsang hebat.
Kemudian aku mulai mendekatkan kepalaku keselangkangannya, dan mulai menjilati klenti merah Rianti. Rianti mengejang-ngejang keenakan. Tanggannya mendorong kepalaku, tapi pahanya menahan kepalaku, he..he..he.. dia gak tahan karena keenakan, tapi gak mau keenakan itu berhenti.
"Ugh...Ugh...Ugh.." cuma itu yang terdengar dari mulut mungilnya.
Cukup lama aku menjilati klentit dan diding vagina Rianti. Tanganku terpaksa menahan pantatnya sebab pinggulnya tidak mau berhenti bergerak kekanan kekiri. Tiba-tiba Rianti menarik badanku keatas untuk menjajarinya.
"Yan buka dulu baju kamu, biar kita sama-sama enak" Kata Rianti yang mencoba melepas ikat pinggangku. Aku membuka kaosku dan membantu Rianti membuka ikat pinggang dan kancing celanaku. Baru resletingku terbuka, Rianti sudah tidak sabar, dia merogoh kedalam celana dalamku dan menarik penisku yang sudah tegang full. Kemudian dia mengelus dan mengocok penisku.
Aku melanjutkan membuka celanaku... he..he..he... ngapain nerusin dikocok pake tangan kalo ada memek basah yang nganggur
Setelah membuka celanaku aku kembali menindih Rianti dan menciumnya. Dia sudah tidak sabar, dia menggapai penisku dan mengarahkan ke memeknya. Aku mengangkat badanku sedikit dan mengarahkan penisku kememeknya. Tidak terlalu sulit untuk mengarahkan, sebab tak lama penisku sudah digerbang memeknya. Tidak aku duga Rianti malah menekan pantatku agar penisku masuk kedalam memeknya.
"Aghhh....." pekik Rianti saat penisku masuk kedalam vaginanya. "Sial udah gak perawan" kataku dalam hati, tapi wtf lah ! udah bisa nidurin cewek yang baru dikenal beberapa jam aja udah hebat banget
"Rian, punya elo enak, tegang banget" gumam Rianti genit. Gila mukanya mengoda banget waktu dia bilang itu. Aku mulai memompa vaginanya dengan penisku. Walaupun udah gak perawan, tapi memek Rianti sempit banget. Mungkin dia cuma pernah ML sama pacar lamanya.
"Agh..agh...aghh..." desah Rianti. "Lagi sayang, dorong lagi..." gumam Rianti keenakan.
Enggak lama aku memompa memeknya, Rianti tiba-tiba memekik "AKHHH..." sambil memelukku erat. Dia orgasme, memeknya terasa jauh lebih licin karena cairan orgasmenya.
Aku bangkit dan memiringkan tubuhnya. Sekarang aku menusuk memeknya dari arah samping. Tidak sulit sebab memeknya sedang banjir lendir. Aku mulai memompanya. Rianti cuma bisa memandangku yang sedang hebat memompanya sambil melenguh-lenguh kecil.
Aku bosan kemudian menunggingkan tubuh Rianti. Rianti mengerti, dia melebarkan pahanya. Aku kemudian memulai mengentotnya dengan posisi doggy style. AKu setuju posisi ini memang enak sekali...
Tidak lama kemudian tubuh Rianti kembali menegang dan dia memekik kembali "AGHH....." kemudian tubuhnya ambruk kebawah. Hmm... sial, dia udah 2 kali orgasme sedang aku belom apa-apa...
Aku membalik tubuh Rianti dan menelentangkannya. Sebenarnya aku kasiahan melihat wajah Rianti yang kelelahan itu, tapi nafsuku udah keubun-ubun, aku harus orgasme dan melepaskan spermaku !
"Ri, aku masukin lagi ya.." pintaku... Dia cuma mengangguk. "Kamu gak pa-pa" tanyaku... (he..he..he.. kata-kataku kelihatan banget aku lagi horny berat, sedikit memaksa) "Gak pa-pa ya, tapi pelan-pelan ya, aku dah cape" jawab Rianti.
Aku menindihnya lagi dan mengarahkan penisku. Dengan sekali dorong penisku masuk semua kevaginanya. Vagina yang tadi sempit aku rasa sudah agak melebar, atau karena cairan vaginanya sudah terlalu banyak ?
Aku memompanya, tapi sejujurnya nafsuku agak menurun. Aku gak suka menyetubuhi cewek yang udah gak respon gini, kayak lagi merkosa aja
Tiba-tiba Dewi mencolekku. "Yan sama aku aja deh, kasian Rianti udah mo pingsan gitu" Kata Dewi yang sudah duduk disebelah aku dan Rianti. Dia masih telanjang. Rianti cuma senyum ke Dewi.
Aku segera mencabut penisku dari memek Rianti dan bangkit. "Heru gak pa-pa ?" tanyaku ke Dewi. "Tuh dia udah tidur" sambil menunjuk heru yang tertidur disisi lain karpet. "Lagian gak pa-pa kok, aku juga udah pernah liat dia maen sama Silvy dan Lani" Jawabnya enteng. Aku agak bingung sebenarnya, tapi aku ga peduli, kok ada yang nawarin memek mo ditolak
Dewi kemudian rebahan disebelah Rianti, kemudian membuka pahanya lebar-lebar. Aku yang desperate butuh orgasme untuk penyelesaian kemudian memposisikan tubuhku diantara selangkangan Dewi. Aku mengarahkan penisku ke memeknya. Kemudian mendorong penisku masuk kedalam.
"Akh..Akh..Akhh.." rintih Dewi kecil saat aku mulai memompa memeknya. Aku rebahkan tubuhku agar bisa menciumnya. Dewi membalas ciumanku hebat. Tapi gak lama, Dewi lebih suka nikmatin gesekan di dinding vaginanya.
"Yan.. gue sebenernya udah lama pengen dientot sama elo" tiba-tiba Dewi berkata padaku. Aku cuma tersenyum, tapi kata-katanya benar-benar meningkatkan birahiku. Aku tahu sebenarnya dari dulu Dewi suka padaku, tapi aku gak pernah merespon dia. Tapi kalo tau memeknya enak begini, pasti dari dulu aku pacarin dia
"Teru yan..terus ya... terus ya..." celotehnya gak beraturan. Sepertinya dia mo deket ke orgasmenya, seperti aku juga yang udah ngerasa gelombang orgasme udah deket ke penisku.
"Ayo yan, gue dikit lagi" seru Dewi. "Gue juga dikit lagi Wi" kataku. "Keluarin didalem aja yan, gue dah aman" katanya.
Aku memompanya dengan variasi, kadang pelan, kadang kencang. Dewi cuma mendesah-desah keenakan. Sial dikit lagi kok lama banget ya.
"Gue udah sampe ya.." kata Dewi tiba-tiba sambil tubuhnya mengejan. Dan cret..cret...cret.. penisku juga memuntahkan lahar sperma ke rahim Dewi.
Aku sangat kelelahan, dan tubuhku ambruk memeluk Dewi. Aku lihat Dewi tertidur kelelahan. Aku paksakan untuk bangkit, walau gak pa-pa tapi aku gak mau heru terbangun melihat pacarnya tertidur berpelukan dengan aku. Kemudian aku pindah kesebelah Rianti dan tidur memeluknya.
Sejak saat itu aku punya berbagai pengalaman sex dengan Dewi, Silvy, Lani dan tentu aja Rianti yang jadi pacarku sejak kejadian itu
0 komentar:
Posting Komentar