Pembalasan anggota Dark Falcon
Selasa, 08 Desember 2009
Pada suatu hari, sepulang sekolah, aku sedang pergi menuju ke perpustakaan yang letaknya tidak jauh dari kelasku. Waktu pada saat itu tepat menunjukkan pukul 12:45. Karena hari Kamis, aku tidak melakukan aktivitas apapun pada saat itu, sehingga aku dapat pergi ke sana dengan tujuan untuk menyelesaikan pekerjaan rumahku. Di sana, aku bertemu dengan Gloria, sahabatku. Lalu akupun menyapanya dengan suara yang cukup keras.
"Hei, Glori..." Tiba-tiba ia berkata
"Ssssttt... tenang sedikit, ada masalah nih!"
Lalu akupun mendatanginya dan iapun melanjutkan perkataannya
"Lihat itu. Terry sedang berbicara serius dengan Rika. Sepertinya ada masalah yang cukup besar."
Lalu akupun mendengarkan apa yang dikatakan oleh Gloria. Kami berada di balik Lemari di dekat tempat Terry dan Rika sedang berbicara. Sebelum aku dapat mendengarkan apa yang mereka katakan, Gloria memanggilku sekali lagi.
"Ali, kita tidak mungkin dapat mendengarkan perkataan mereka dengan jelas. Coba kamu gunakan Earophone Mike yang kamu miliki, dan dengarkan apa yang sedang mereka lakukan."
Tanpa berpikir panjang lagi, akupun segera mengeluarkan Earophone Mike yang aku miliki. Alat itu kubuat waktu keterampilan bebas Elektronika. Meskipun bentuknya tidak terlalu bagus, tetapi fungsinya cukup berguna. Alat itu dapat membuat seseorang dapat mengupi pembicaraan sejauh 10M tanpa hambatan apapun meskipun di depannya terdapat tembok. Meskipun yang asli bisa mencapai 1 KM, tetapi alat tiruan ini cukup berguna.
Lalu kulanjutkan lagi pendengaran yang tadi masih sempat terganggu.
"Kamu itu jangan pelit. Pinjamkan aku yang bagian sebelahnya lagi." kata Gloria.
Lalu terpaksa aku menggunakan alat itu bersama Gloria. Meskipun suaranya tidak terlalu jelas, entah mengapa, perasaan menjadi kacau. Lalu tiba-tiba terdengar suara
"Kamu ini dasar menyebalkan!" itu suara Terry.
"Tetapi bagaimanapun juga, aku tetap saja tidak dapat menirukan tulisanmu!" itu merupakan suara Rika.
"Meskipun tidak dapat menirukan, tetapi kamu kan tetap saja dapat memperbaiki jawabanku saat itu kan!" Terry menjawab.
"Bagaimanapun juga, tetap saja jawabanmu itu kan salah. Aku tidak berhak memperbaikinya." sambung Rika.
"Tetapi aku kan sudah bersusah payah memperbaiki jawabanmu itu. Masa kamu tetap tidak dapat memperbaikinya?" putus Terry.
"Aku berterima kasih atas perbuatanmu. Tetapi, aku juga duduk tidak jauh dari meja Guru. Aku kan tidak mungkin dapat memperbaiki jawabanmu pada saat itu." jelas Rika.
"Masa kamu tidak punya usaha sama sekali untuk memperbaiki jawabanku itu? Kamu tidak tega padaku?" sambung Terry.
"Untuk apa aku tidak tega padamu. kita kan tidak ada hubungan apa-apa. Jadi tidak perlu lagi ada permasalahan." jawab Rika sekali lagi.
"Jadi menurutmu kita ini tidak ada apa-apa? Keterlaluan sekali kamu!" bentak Terry sambil memukul meja dan meninggalkan perpustakaan.
"Terry, tunggu dulu! Pembicaraan kita kan belum selesai Terry..." kata Rika sambil juga meninggalkan Perpustakaan.
Lalu Gloria melepaskan Earophone Mike milikku. Dan segera ia berkata padaku
"Permasalahan ini sepertinya pernah juga kita alami bukan?" katanya.
"Iya, aku masih ingat kejadiannya. Kalau tidak salah, itu kan pada saat pelajaran Geografi." sahutku.
"Ya, waktu itu kamu kan juga tidak memperbaiki jawabanku, sehingga akhirnya nilaiku lebih jatuh dariku." sambungnya.
"Tetapi ya mau bagaimana lagi, aku kan juga tidak mungkin dapat memperbaiki jawabanmu. Selain tulisanmu tidak mudah untuk dapat ditirukan, aku juga berada tidak jauh dari meja guru." jelasku.
"Bagaimanapun juga, perbuatanmu itu sangatlah keterlaluan sekali. Aku tidak akan bisa memaafkanmu!" bentaknya.
"Maaf deh, lainj kali, aku pasti akan memperbaiki kesalahanku." aku memohon maaf.
"Kalau minta maaf berguna, lalu untuk apa ada polisi?" ketusnya.
"Iya deh. Eh, kamu setelah ini mau ke mana?" alihku.
"Aku hendak menyelesaikan eksperimen untuk membuat alat Insectisida" jawabnya.
"Ternyata kamu masih mengingat pelajaran Geografi tadi ya?" tanyaku.
"Tentu saja, masa harus dilupakan?" jawabnya. "Sekarang kamu hendak melakukan apa?"
"Aku akan memperbaiki alat ini agar bisa menyerupai aslinya."
Lalu akupun berpisah dengannya di jalan.
Waktu tepat menunjukkan pukul 15:00, sekolahpun mulai sepi. Aku telah berhasil memperbaiki alatku, sehingga alat itu dapat mendengarkan mencapai 500 M. Saat alat itu kucoba, aku berhasil menggunakannya. Akan tetapi, alat itu sungguh menyedihkan karena harus membutuhkan Sumber tegangan sebesar 12V, sehingga aku membuat sumber tegangan dengan memakan Uang Sakuku hampir 1/3 dari 1 bulan. Setelah memperbaikinya, tibalah saatnya aku untuk melakukan pengetesan. Saat itu, aku dapat menagkap suara-suara yang letaknya jauh dariku sampai 500 M, bahkan aku dapat mendengarkan suara Gloria saat sedang mengujucoba alat insectisida miliknya. Tetapi, tiba-tiba, alatku menangkap suara yang cukup aneh. Aku mendengar suara seperti erangan
"Sh... Engkh... Ough... Akh... Eiks... Ah..." suara aneh itu semakin terdengar semakin tidak karuan, bahkan, kudengar pula suara gesekan kulit dengan lantai.
"Ayo, Rika! Masa kamu hanya bisa begitu saja? Payah kamu! Ayo, tarik yang lebih kencang!" Suara itu memecah pikiranku sejenak.
Aku teringat akan permasalahan yang tadi aku dengarkan bersama Gloria. Lalu akupun dengan bergegas segera menuju pergi ke tempat Gloria membuat alat Insectisida.
Di saat aku menemuinya, ia telah menyelesaikan alatnya. Lalu akupun segera memberitahukan apa yang terjadi. Lalu ia berkata
"Ini pasti Terry dan Rika. Coba ayo kita ke ruang pengumuman!"
Lalu akupun segera bergegas menuju ke sana bersama Gloria. Lalu kami menggunakan Camera pengintai yang dibuat oleh kami berdua. Kami membuat alat itu pada waktu kami sedang berada di Jakarta. Lalu alat itu kami gunakan untuk mencari mereka.
Lalu Gloria sempat bertanya kepadaku
"Di mana radius suara itu kamu temukan?"
"Kurang lebih 350M ke arah barat daya" jawabku.
"Itu pasti ruangan Laboratorium Biologi" sahutnya setelah hening sejenak.
Lalu ia menggerakkan alat itu menuju ke Laboratorium Biologi.
Tidak meleset lagi, di sana terdapat dua orang. Mereka pasti adalah Terry dan Rika. Lalu dengan bantuang Earophone Mike milikku, aku mencoba untuk mendengarkan apa yang terjadi di sana.
"Sudah Terry... aku tidak kuat lagi... maafkan aku... sakit sekali..." Rika memelas.
"Kalau minta maaf berguna, lalu untuk apa ada polisi?" Terry membentaknya.
Setelah itu, Terry mulai melanjutkan kembali menyetubuhi Rika lalu
"Akh... Ah... Akh... Ah... Akh... Ah..." suara Rika terdengar kembali setelah itu, dan nadanya mulai tidak karuan.
Tiba-tiba, Terrypun menghentikan sejenak genjotannya, dan mendesah pelan. kupikir pada saat itu, Terry berejakulasi di dalam rahim Rika.
Wajah Rika nampak sangat memelas sekali. Sepertinya ia menyesal atas apa yang ia perbuat.
Lalu tiba-tiba, Terry mulai menggenjot kembali, dan erangan Rikapun terdengar kembali
"Eakh... Engkh... Eagh..." Suaranya sangatlah menyentuh dan merangsang, sehingga Terry nampak semakin bersemangat untuk melangkah lebih jauh.
"Eingkh... Argkh... Eigh..." tanpa kusadari, ternya Terry juga mendesah pelan.
Lalu akhirnya mereka berhenti kembali. Sepertinya Terry sudah berejakulasi kembali. Hal itu terus terjadi berulang-ulang, sehingga, akhirnya Rika pingsan kehabisan tenaga.
Setelah itu, Terry berpakaian kembali, iapun meninggalkan ruangan. Di saat akan meninggalkan ruangan, ia terjatuh di tangga, sehingga akhirnya iapun pingsan pula.
Lalu dengan bergegas, kami pergi menuju ke lantai 2 untuk melihat bagaimana keadaan di sana. Lalu kami membawa Terry dan Rika di tempat yang sama. Lalu Gloria berkata
"Kita telah mengambil beberapa gambar yang dilakukan Terry. Dan hasilnya pun juga sudah ada."
"Lalu sekarang apa yang akan kita perbuat?" tanyaku.
"Kita ikat mereka berdua di sini dalam keadaan berpakaian, lalu kita letakkan foto-foto mereka tadi, dan kita tinggalkan tempat ini."
Lalu akupun dan Gloria segera melaksanakan hal itu, dan meninggalkan tempat tersebut dan pulang ke rumah.
Keesokan harinya, berita tentang mereka sama sekali tidak pernah terdengar sama sekali. Tetapi, mereka masih ada di sekolah. Lalu akupun bertanya-tanya sendiri bersama Gloria
"Siapa yang menghilangkan jejak, ada apa kemarin, mengapa tidak ada hal-hal aneh, atau Dark Falcon, kelompok Terry menghilangkan jejak?"
Hal itu sering sekali kami bahas bersama. Sehingga, akhirnya kami ketakutan sendiri. Selain itu, kami tetap masih penasaran.
TAMAT
0 komentar:
Posting Komentar